REYOG PONOROGO WARISAN BUDAYA YANG DIAKUI DUNIA ( UNISCO ) - MARI BERSAMA KITA JAGA DAN LESTARIKAN BUDAYA NUSANTARA INI SEBAGAI KEBANGGAAN BANGSA INDONESIA - SANGGAR WALIBUDOYO SIAP BEKERJASAMA DAN BERKOLABORASI DENGAN INSTANSI / LEMBAGA PEMERINTAH DAN SWASTA DALAM ACARA HUT, PENYAMBUTAN, FESTIVAL, BAZAR, PAMERAN, DLL- SANGGAR WALIBUDOYO TERDAFTAR SEBAGAI ANGGOTA PSRJ SUMUT ( PERSATUAN SENIMAN REYOG DAN JARANAN SUMATERA UTARA )

Header Ads

Profil Tokoh

Raja Klono Sewandono

Raja Klana Sewandana Klono Sewandono adalah raja kerajaan Bantarangin. Sosok ini digambarkan dengan topeng bermahkota, wajah berwarna merah, mata besar melotot, dan kumis tipis dengan rambut panjang. Selain itu ia membawa Pecut Samandiman sebagai senjata saktinya, berbentuk tongkat lurus dari rotan berhias jebug dari sayet warna merah diseling kuning sebanyak 5 atau 7 jebug. Kegagahan sang Raja di gambarkan dalam gerak tari yang lincah serta berwibawa, dalam suatu kisah Prabu Klono Sewandono berhasil menciptakan kesenian indah hasil dari daya ciptanya untuk menuruti permintaan Putri (kekasihnya), karena sang Raja dalam keadaan mabuk asmara maka gerakan tarinyapun kadang menggambarkan seorang yang sedang kasmaran.

   Bujangganong

Bujangganong (Ganongan) Bujangganong adalah patih kerajaan Bantarangin. Sosok ini digambarkan dengan topeng wajah berwarna merah, mata besar melotot, dan kumis tebal dengan rambut panjang. Karakter Bujangganong bersosok lincah, trengginas dan cekatan, dalam pementasan Reog sering diperagakan oleh anak kecil, karena penuh adegan akrobatik yang memerlukan pemain bertulang lentur. Dari salah satu versi cerita, Bujangganong adalah adik seperguruan dari Klana Sewandana yang kemudian mereka berdua bertemu kembali dan bersatu, mendirikan kerajaan Bantarangin. Klana Sewandana sebagai raja dan Bujangganong sebagai Patihnya, dalam dramaturgi seni pertunjukkan Reog, Bujangganonglah yang dipercaya sebagai utusan Prabu Klana Sewandana untuk melamar Dewi Songgolangit ke Kediri.

Warok

Warok adalah pasukan dalam cerita kesenian reog. Warok digambarkan sosok dengan memakai senjata tali kolor panjang putih, berpakaian hitam-hitam, memiliki kesaktian dan gemblak. Untuk memperkuat karakter warok yang keras, sakti, peraga warok menggunakan riasan di muka, yaitu kumis, jenggot dan make-up. Warok yang berasal dari kata wewarah adalah orang yang mempunyai tekad suci, memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih. Warok adalah wong kang sugih wewarah (orang yang kaya akan ilmu). Artinya, seseorang menjadi warok karena mampu memberi petunjuk atau pengajaran kepada orang lain tentang hidup yang baik. Warok iku wong kang wus purna saka sakabehing laku, lan wus menep ing rasa (Warok adalah orang yang sudah sempurna dalam laku hidupnya, dan sampai pada pengendapan batin)


Barongan

Barongan (Dadak Merak) Singo Barong adalah penguasa hutan yang diwujudkan dalam sosok berupa harimau gembong dengan burung merak yang bertengger di atasnya. Sosok ini sebagai gambaran Raja Brawijaya (Harimau) yang dikendalikan oleh wanita (Merak). Penggabungan dua sosok hewan Harimau dan Merak menjadi satu bentuk disebut dengan Dadak Merak.  pemakainya dengan diusung di kepala, digigit dan dipegang, menggerakkannya dengan menggoyang-goyangkan sesuai arah yang diinginkan. Barongan (Dadak merak) merupakan peralatan tari yang paling dominan dalam kesenian Reog Ponorogo. Bagian-bagiannya antara lain; kepala Harimau (caplokan) terbuat dari kerangka kayu, bambu, atau rotan yang ditutup dengan kulit Harimau Gembong. Dadak merak ini berukuran panjang sekitar 2,25 meter, lebar sekitar 2,30 meter, dan beratnya hampir 50 kilogram. 


Jathilan

Jathil atau Jathilan Jathilan diperankan oleh penari yang menunggang kuda-kudaan sebagai penggambaran pasukan berkuda dari kerajaan Majapahit. Pasukan ini pada awalnya diperankan oleh lelaki yang dirias perempuan sebagai penggambaran pasukan kerajaan Majapahit yang telah kehilangan keberaniannya melawan pasukan musuh. Pasukan ini diperankan oleh laki-laki yang dirias cantik layaknya perempuan (gemblak). Pemain jathilan ini biasanya diambil dari gemblak. Namun sesuai perkembangan jaman dimana keberadaan gemblak semakin punah, penari jathilan sekarang diperankan oleh wanita. Topeng yang dikenakan jathilan berupa riasan di muka, yang membantu pemain memperkuat ekspresi wajahnya. Untuk menampilkan kesan cantik, anggun dan bergairah. Jathil adalah prajurit berkuda dan merupakan salah satu tokoh dalam seni Reog. Jathilan merupakan tarian yang menggambarkan ketangkasan prajurit 25 berkuda yang sedang berlatih di atas kuda. Tarian ini dibawakan oleh penari di mana antara penari yang satu dengan yang lainnya saling berpasangan. Ketangkasan dan kepiawaian dalam berperang di atas kuda ditunjukkan dengan ekspresi atau greget sang penari.

Tidak ada komentar

Sanggar Wirasatya Adhijaya. Diberdayakan oleh Blogger.